Guru Penulis Soal AKMI Akui Peningkatan Literasi Siswa Masih Menjadi Tantangan Besar

Published by Shella Sephiana, S.Pd on

Kotabaru (MAN Kotabaru) – Usai rangkaian kegiatan AKMI Kementerian Agama Tahun 2023, salah seorang guru penulis soal AKMI utarakan opininya terkait pelaksanaan AKMI tahun ini saat  diwawancarai di kantor guru MAN Kotabaru pada Jumat (10/11/2023).

Masrufah, S.Pd, guru pengampu mata pelajaran Matematika pada MAN Kotabaru merupakan salah satu perwakilan dari Kalimantan Selatan sebagai penulis numerasi MA AKMI tahun 2023. 

Menurutnya, proses penyusunan soal AKMI bukanlah sesuatu yang mudah. Setelah lima kali pertemuan secara luring dengan agenda revisi internal, eksternal atau disebut dengan lintas literasi hingga memperoleh stem soal yang benar-benar valid. Stem soal diuji keterbacaan dan validitasnya di madrasah-madrasah yang dipilih secara acak. 

 “Sebuah pengalaman yang luar biasa menjadi penulis literasi numerasi MA tim AKMI 2023, terpilih seleksi tentunya atas dukungan dari pihak MAN Kotabaru yang selalu mendukung meningkatkan keprofesional tenaga pendidik”, terang Masrufah.

 Masrufah melanjutkan bahwa setelah pelaksanaan AKMI, agenda berikutnya adalah menindaklanjuti hasil pelaksanaan AKMI sehingga menjadi rapor untuk meningkatkan literasi peserta didik di Madrasah. 

Namun Masrufah mengakui usaha untuk meningkatkan literasi siswa masih menjadi tantangan yang besar. Hal ini terlihat berdasarkan hasil tes PISA pada tahun-tahun sebelumnya yang terlihat masih rendah.

“Apalagi anak-anak zaman sekarang sudah terlalu akrab dengan smartphone. Mereka terlalu asik bermain sosmed atau bermain game. Akibatnya kegiatan peningkatan literasi seperti membaca buku atau mengulang kembali pelajaran sangat jarang mereka lakukan”, tambah Masrufah.

Masrufah mengakui untuk meningkatkan literasi siswa, peran orangtua sangat vital. Karena hanya orangtua yang mampu mengendalikan kegiatan siswa selama tidak di sekolah.

“Memang cara yang paling efektif adalah kontrol dari pihak orang tua. Walau guru sudah berusaha semaksimal mungkin mengontrol kegiatan mereka di sekolah, jika saat di rumah mereka bebas tidak terkendali, tentu sulit untuk meningkatkan literasinya”, pungkas Masrufah.

 

Penulis: Ufah

Foto : Ufah

Categories: Berita